Oleh : I Ketut Wiana.M.Ag.
Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Pendahuluan.
Perayaan Galungan bagi umat Hindu di Bali sudah sangat memasyarakat dari abad keabad. Tetapi sangat kita sayangkan memasyarakatnya Galungan tersebut sangat tidak seimbang antara Tattwa atau kasuksman Galungan,Susila dengan Upakaranya. Artinya antara Tattwa yang tercamtum dalam teks pustaka Sundarigama dengan wujud susila dan upakara Galungan dalam kehidupan empirisnya sampai saat ini masih tidak nyambung. Bahkan kadang-kadang bertentangan.antara Tattwa Galungan yang demikian luhur dan idial dinyatkan dalam teks Pustakanya dengan kenyataan perayaan Galungan dalam kehidupan empiris setiap perayaan Galungan yang dirayakan setiap enam bulan wuku (210 hari).